Kenapa sejak akhir-akhir ni aku kerap menangis?
Mungkin aku agak tertekan dengan kehidupan.
Dengan kerja yang tak pernah berkurang.
Dan fikiran yang tak pernah bertenang.
Di saat-saat ada kelapangan waktu begini, aku selalu bertanya,
“Aku hidup untuk siapa? dan demi apa?”
Jawapannya mudah. Tanyalah siapa saja, semua pasti tahu.
Tapi aku pingin tahu “Mengapa?”
Memang aku menerimanya kerana aku percaya.
Tapi kedudukannya begitu goyah dihatiku.
Rapuh dek kepesatan dunia.
Yang penuh hiburan dan kelalaian.
Aku ingin merasa nikmatnya sekelumit hidayah itu.
Agar aku bisa melupakan keseronokan dunia.
Bisa melupakan kekecewaanku.
Terhadap janji-janji palsu.
Lantas itu sebabnya aku menangis.
Aku terlalu terdesak untuk mengetahui maknanya aku dicipta di Bumi ini.
Usia yang semakin meningkat menekan aku agar cepat tersedar dari lamunan.
Aku tidak sabar untuk menunggu tibanya detik itu.
Agar aku boleh cepat mengorak langkah.
Menyusunnya satu persatu di jalan yang lurus.
No comments:
Post a Comment